Pilah, Pilih, Buang!

Published by

on

Coba lihat foto ini.

Jika tiba-tiba kalian terguncang atau terjadi sesuatu apa pun itu, kira-kira mana yang akan kalian lepas?

Saya harap kalian tidak salah menjawabnya.

Sekarang, lihat foto ini.

Photo by cottonbro studio on Pexels.com

Barang mana yang akan kalian bereskan duluan? Mulai dari mana kalian akan membereskannya? Apa yang harus dilakukan terlebih dahulu?

Teruntuk siapa pun kalian yang sedang mengejar cita-cita, selamat datang di dunia yang penuh distraksi.

Mengapa Harus Mengejar Kesempurnaan?

Ada terlalu banyak aturan hidup yang sebetulnya terlalu sederhana, tapi kemudian justru tampak menjadi rumit karena ia dilabeli diksi “tips”—tidak dalam semua kasus.

Itu hanya sesederhana memulai sesuatu. Ya, hanya memulai.

Beberapa teori harus bersedia bergeser dan memberikan jalan untuk kita melangkah.

Hal ini semakin terasa valid usai saya menyelesaikan sebuah bab dalam buku Effortless: Karena Tak Semua Harus Sesulit Itu yang diberi nama “Dimulai: Aksi Nyata Pertama”.

Di situ ada istilah MVP (minimum viable product).

Mari kita masuk ke dalam gambaran riil, yang benar-benar terjadi dalam hidup.

Jika kita ingin menulis sesuatu, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah segera menulisnya.

Tuang saja dulu, bukan malah memikirkan judul apa yang pas, harus seberapa panjang tulisan tersebut, dengan gaya bahasa seperti apa yang akan kita tulis, mau dikasih gambar/foto apa, dsb.

Hampir pasti, itu akan membuat ide tulisan kita buyar.

Sebab, jujur, sebelum ini aktivitas menulis saya lumayan berantakan.

Tiap kali melewati satu kalimat atau menyelesaikan satu paragraf, saya hampir selalu disibukkan untuk membetulkan ejaan dan tanda baca, menebalkan kata/kalimat yang dianggap penting, menyisipkan tautan yang relevan, memikirkan subjudul yang bagus, mencari foto yang sesuai, dsb.

Nyaris selalu ada distraksi di setiap langkah, parah.

Sekarang pun, saya kadang masih teralihkan untuk memilih diksi yang sesuai atau sekadar menghindari pengulangan kata yang sama apabila letaknya berdekatan. Tidak efisien.

*

Kita ingin membuat website, hal pertama yang perlu dilakukan, tentu saja, hanyalah membuatnya.

Perihal bagaimana tampilannya, hosting mana yang terbaik, tools apa yang akan digunakan, dsb., itu urusan belakangan.

*

Ada hal penting yang ingin kita catat? Langsung catat.

Segera tulis dan simpan, entah itu di aplikasi pesan singkat, note, atau yang lainnya.

Jangan malah dipusingkan dengan membuat folder dan subfoldernya, memberikan nama file/folder yang sesuai, dst.

Terlalu lama, hanya sekadar untuk mencatat.

*

Berencana liburan? Tentukan destinasi wisata atau kota yang ingin kita tuju, baru kemudian yang setelahnya menyusul.

*

Apa yang muncul pertama kali di benak kita, adakalanya memang itulah yang harus kita lakukan. Ingat, dunia ini dipenuhi oleh terlalu banyak distraksi.

Dan saya sungguh menyadari dan terus berusaha menyadari itu, bahkan dalam rutinitas sehari-hari yang tampak sepele.

Semisal ketika tiap kali akan membuka Instagram untuk suatu keperluan.

Saya seringkali terdistraksi oleh notif-notif, entah itu dari pesan ataupun pemberitahuan, yang jika terus saya ikuti sembari bergumam “Ah, enggak papa, sebentar aja. Aku masih ingat, kok, aku tadi mau ngapain”, hal itu justru akan menyeret dan menenggelamkan saya semakin jauh ke dalam distraksi, dan mengalihkan saya dari tujuan sebenarnya saya membuka Instagram.

Ketika menulis artikel ini pun, saya berusaha untuk fokus menuangkan isi kepala saya.

Berusaha tidak memikirkan ejaan, penulisan tanda baca, tautan referensi, foto yang akan digunakan, subjudul yang tepat, paragraf yang terlalu panjang, dsb.

Yang saya butuhkan saat ini adalah bahwa tulisan ini harus ada, bukan harus sempurna.

Terkesan sekali sewaktu saya mengikuti salah satu kelas di Scrimba, ketika si mentor, Per Harald Borgen berujar, “Make it works, then make it better”.

Buat ia berjalan/bekerja, lalu jadikan ia lebih baik.

Pastikan Itu Penting, Lalu Fokuslah

Saya fotokan isi buku Effortless mengenai bab yang berkaitan dengan topik tulisan kita kali ini. Semoga bisa terbaca dengan jelas, ya. 😀

rekomendasi buku self improvement Effortless Greg McKeown - lifehack tips - tips produktivitas - blog Helmi Santosa

Semua ini mau tidak mau memang perlu kita sadari. Kita harus benar-benar jeli.

Jika sesuatu terasa begitu menyibukkan kita tapi tanpa disertai alasan/tujuan yang jelas, sepertinya kita perlu mengevaluasi apakah kesibukan yang sedang kita lakukan benar-benar penting/bernilai ataukah tidak.

Saat sedang menggarap slide untuk proyek kelas “Mahir Bikin Website”, yang sebenarnya harus saya lakukan pertama kali adalah menyajikan teks materi ke dalam slide tersebut.

Namun, saya justru disibukkan mencari ikon-ikon grafis yang menurut saya sesuai dan “harus” dimasukkan ke situ.

online course kelas bikin website untuk pemula - membuat website WordPress
slide

Terlihat jelas, ‘kan? Saya teralihkan dari tujuan utama saya.

*

Kini saatnya kita kembali ke pertanyaan awal dalam tulisan ini.

Pertama, yang tidak akan saya lepaskan tentu saja adalah gelas.

Tidak masalah kalau barang yang lain jatuh, tidak begitu penting. Toh, masih bisa diambil lagi.

Tapi gelas? Membiarkannya terjatuh dan pecah akan merunyamkan suasana dan jelas membuang-buang waktu.

Entah kenapa saya masih suka memikirkan ini, terutama ketika sedang benar-benar memegang kelas atau membawa banyak bawaan dalam satu genggaman (kunci kendaraan, tas, buku, dll.). 

Karena saya masih kurang sabar dan ingin sat-set, terkadang saya spontan melakukan beberapa hal sekaligus, seperti membawa sekian barang dalam satu genggaman.

Tapi saya juga harus sadar bahwa itu merupakan kondisi yang penuh distraksi, jadi saya harus fokus.

Jika barang-barang tadi yang saya bawa, yang harus saya pegang erat tentu saja adalah kunci kendaraan. Maka saya pun mengatur genggaman saya sedemikian rupa agar kunci kendaraan tergenggam dengan mantap.

Analoginya kurang lebih demikian. Fokus pada hal yang benar-benar penting.

Kedua, saya sendiri tidak menyangka kalau bahasan ini disebutkan secara spesifik dalam buku Effortless.

Saya lampirkan saja fotonya, supaya kalian bisa membacanya langsung.

rekomendasi buku self improvement Effortless Greg McKeown - lifehack tips - tips produktivitas - blog Helmi Santosa
rekomendasi buku self improvement Effortless Greg McKeown - lifehack tips - tips produktivitas - blog Helmi Santosa

Bagaimana, setuju? 😀

Ini terlalu menarik dan bisa jadi akan ada banyak contoh yang dapat disebutkan untuk satu topik.

*

Oh, ya, ada juga rumus keren yang saya baca dari blog salah satu platform freelance di Indonesia. Mereka membagikannya melalui email. Isinya begini:

NB: ilustrasi adalah buatan saya sendiri

Inti kesimpulan dari tulisan ini adalah, persis seperti judulnya: Pilah, Pilih, Buang! 😀

Sebetulnya ada cukup banyak yang ingin saya bagikan sekaligus ke kalian, dalam satu postingan ini. Tapi sekali lagi, jangan lupa Pilah, Pilih, Buang, ya! 😉

Silakan

Merasa tulisan ini bermanfaat? Jangan hanya disimpan sendiri. Share juga ke yang lain, ya. 😉

Jangan lupa juga traktir saya kopi~ XD

Selamat beraktivitas.

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai