Solusi Kecil Berdampak Besar

Published by

on

Pada selain hari libur, pagi hari merupakan momen yang teramat sibuk bagi sebagian besar orang.

Bayangkan saja, dalam waktu sesempit itu, yang seringnya berkisar antara 1—2 jam, banyak hal harus dilakukan secepat mungkin.

Bahkan, beberapa di antaranya mesti disiapkan saat malamnya. Belum lagi jika jarak dari rumah menuju sekolah atau tempat kerja cukup jauh.

Waktu semakin terasa sedikit manakala penghuni rumah semakin banyak. 

Saya, yang meski belum berkeluarga, menyaksikan dan merasakannya sendiri.

Karena hampir tiap hari mengantarkan ketiga adik saya, dan juga saya sendiri yang memang kebetulan harus masuk sekolah, menghadapi rutinitas pagi yang padat seolah menjadi semacam simulasi bagi saya.

“Ya, suatu hari nanti kamu bakal merasakannya lagi, tapi dengan peran yang berbeda.”

Namun, barangkali bisa menjadi sesuatu yang berguna buat kalian, saya terpikir untuk menuliskan sebuah tips kecil agar bisa memangkas padatnya waktu pagi yang seharusnya bisa dinikmati dengan santai dan bukannya terburu-buru.

Jadi, mari mulai dari rutinitas-rutinitas yang umum dikerjakan pada pagi hari:

  • membereskan kamar;
  • membersihkan beberapa bagian rumah;
  • menyapu halaman;
  • mencuci peralatan makan semalam;
  • olahraga pagi;
  • menyiapkan sarapan dan perbekalan;
  • mencuci dan menjemur baju;
  • mandi;
  • menyiapkan kendaraan;
  • dll

Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh seluruh penghuni rumah, dan karena sudah menjadi sebuah rutinitas harian, setiap penghuni seperti sudah otomatis akan menjalankan perannya masing-masing.

Beberapa tahun silam, saat saya masih menjadi musyrif di pondok, kegiatan pagi saya secara jumlah mungkin tidak banyak, tapi sangat memakan waktu.

Kala itu saya menjadi petugas dapur yang harus mulai memasak nasi, selepas shalat Subuh, untuk 100-an orang.

Sempitnya waktu amat terasa sehingga saya tidak bisa lepas dari hp (untuk melihat jam).

Bahkan, telat lima menit saja dan saya tetap memaksakan untuk olahraga (sekitar 15–20 menit), saya bisa terlambat mandi dan terlambat masuk halaqah.

Iya, selama menunggu nasi matang, saya selalu menyempatkan diri untuk berolahraga, sebuah rutinitas yang, alhamdulillah, masih berlanjut hingga hari ini.

Hari-hari penuh kesibukan itu seperti tidak ada celah. Celah untuk mencuri-curi kesempatan agar bisa memiliki “waktu tambahan”, meski waktu yang tersedia, ya, tetap sama saja.

Namun, karena sekarang saya sudah tinggal di rumah, yang tentu tidak perlu lagi memasak nasi, peluang untuk mencari celah semakin besar—jika kita bisa jeli melihatnya.

ruang dinas saya tempo dulu

Hujan

Bagaimana kalian menanggapi hujan yang turun pada pagi hari?

Dalam kasus saya, itu berarti ada mobil yang harus dilap.

Inilah kegiatan yang menghabiskan waktu paling banyak—setelah olahraga.

Dan tentu, kalian mungkin juga spontan sudah bisa menebaknya: bila hujan tidak turun, tidak perlu mengelap mobil. Itu artinya, ada “tambahan” waktu yang tersedia.

Kalian bisa lihat foto mobil dan kanopi di bawah ini

mobil dan kanopi rumah
mobil dan kanopi rumah

Lihat, tiap kali hujan turun, mobil jelas akan basah.

Waktu kembali terpangkas sekian menit untuk mengelapnya sebelum berangkat, dan itu terus berulang selama musim hujan masih berlangsung.

Jadi, dari sini, apakah kalian bisa menemukan “solusi kecil berdampak besar” untuk kasus saya ini?

Nilai seratus buat kalian yang menjawab bahwa solusinya adalah memanjangkan kanopinya.

Benar, sudah lama juga saya memikirkan itu, pun dengan bapak saya.

Akan tetapi, karena membutuhkan waktu dan biaya yang lumayan banyak, agenda “menghemat waktu” dengan memanjangkan kanopi tersebut, sampai hari ini, belum juga terlaksana.

~Semoga segera dimudahkan

Contoh Solusi Kecil Berdampak Besar Lainnya

Bila ingin membersihkan kamar lebih cepat, kita bisa meletakkan sapu lidi di kamar yang kita tempati—bukan di kamar lain.

Bila tak ingin menyapu halaman pada jam sibuk, kita bisa segera mengerjakannya selepas shalat Subuh.

Bila menghendaki dapur segera beres, kita bisa mencuci peralatan makan sejak malam harinya.

Bila tak ingin terkesan repot saat akan menyiapkan sarapan atau bekal, sejak malam, kita bisa mulai menaruh alat-alat masak serta beberapa bahannya di sekitar kompor dan menatanya sedemikian rupa, mempersiapkannya untuk esok.

Kalian juga bisa menggunakan ini agar bisa mengangkat dua buah galon air sekaligus, alih-alih mengangkatnya satu per satu—dan dengan bolak-balik:

Masing-masing dari kita memiliki rutinitas pagi yang berbeda, tapi jika berbicara mengenai solusi, perbedaannya tak akan terlalu jauh.

Intinya adalah memangkas waktu pengerjaannya

Bila ternyata kita menyadari bahwa kita sering sekali bolak-balik masuk ruangan hanya untuk mengambil dan mengembalikan suatu barang, “solusi kecil” yang harus dilakukan adalah menaruh barang tersebut di ruangan kita atau ruangan terdekat.

Saran dari saya pribadi, perhatikan kegiatan mana yang paling banyak memakan waktu dan sadari apakah kita terlalu sering melakukan hal-hal remeh yang justru buang-buang waktu—seperti mengambil dan mengembalikan sapu lidi di ruangan yang berbeda.

Dengan memperhatikan hal-hal kecil yang seolah tidak terasa atau tidak terlihat dan lantas berusaha memperbaikinya, bukan tidak mungkin perubahan besar akan segera kita dapatkan, bahkan jika perubahan itu hanya berupa menjalani pagi hari yang “padat” dengan santai …

Bagaimana, nikmat, ‘kan?


Saya punya templat gratis, silakan dipakai. Semoga dapat membantu kalian mengelola rutinitas harian. 😉

life-planner-notion-template-free

Tambahan bonus, biar hidup lebih waras dan produktif 😁 👉🏻 30 Impactful Life Hacks

Selamat beraktivitas kembali 💪🏻

Satu tanggapan untuk “Solusi Kecil Berdampak Besar”

  1. Pilah, Pilih, Buang! – HELMI SANTOSA Avatar

    […] Jejak Adalah Petunjuk Atomic Habits: Upaya Terkecil Atomic Habits: Momen Menentukan Solusi Kecil Berdampak Besar […]

    Suka

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai