Berani Tidak Disukai – Bagian Pertama

Published by

on

Saya belum selesai baca bukunya.

Tapi karena sudah ada banyak sekali hal bermanfaat, juga biar tulisan ini enggak kepanjangan, langsung saja saya publish.

Saya hanya membahasakan ulang isi buku ini. Jadi, silakan dikonsumsi dengan bijak, ya.

Kamu enggak harus menerima atau menyetujui semua isi buku ini. Tapi saya akan sangat berterima kasih kalau kamu membaca tulisan ini sampai akhir.

Semoga bermanfaat.


Langkah pertama untuk berubah adalah mengetahui.



Masa lalu, terkhusus trauma, itu tidak ada.

Hidup dan tujuan kita ditentukan oleh pilihan yang kita ambil “saat ini”, bukan oleh kejadian di masa lalu.

Kita bebas memilih.


Manusia menciptakan amarah.

Untuk apa?

Membenarkan alasannya melakukan sesuatu atau mencapai tujuannya.


Selalu ada bayang-bayang orang lain di balik setiap kekhawatiran yang mungkin timbul. Kita tidak khawatir karena diri kita sendiri.


Perasaan inferior adalah normal. Bahkan, ia malah akan berdampak positif jika berfungsi layaknya landasan pacu, yang membuatmu bergerak melangkah.

Tapi kalau kamu berkata “Aku tidak/bukan ini, maka aku tidak akan mungkin menjadi ini”, rasa inferiormu hanyalah alasan.

Kamu bukan tidak bisa, kamu hanya tidak mau.


Orang yang yakin dan percaya pada dirinya sendiri, tidak akan pernah merasa perlu membanggakan diri.

Orang berbangga karena minder, takut tidak diterima, tidak diakui, atau direndahkan.


Hidup bukanlah persaingan.

Satu-satunya kompetisi adalah antara diri sendiri saat ini dan diri sendiri di kondisi yang kita harapkan.

Kalau hidup ini adalah kompetisi, kamu akan memandang seluruh manusia di dunia ini sebagai musuh (bukan rival). Kamu akan melihat kebahagiaan dan kesuksesan mereka sebagai kesedihan dan kekalahanmu.

Tidak ada yang namanya rival. Yang ada hanyalah kawan seperjuangan, dan itu hanya akan kamu temukan ketika kamu memandang dunia ini bukan sebagai persaingan.

Saat kamu sedang berjuang seorang diri dan melihat orang lain melakukan hal serupa, kamu akan melihat mereka sebagai kawan seperjuangan.


Coba pikirkan ini ketika sedang/mulai akan marah:

Posisimu sedang berada di “puncak”, dan orang-orang atau hal-hal yang membuatmu marah, sebetulnya sedang berusaha merebut kekuasaan/puncak itu darimu.

Ketika kamu meladeni mereka, itu berarti kamu rela “turun” dan meninggalkan puncak kekuasaanmu, hanya untuk “bertarung” melawan mereka.

Dalam bahasa yang lebih sederhana: tetap jaga harga diri saat kamu marah.


Dengan tetap berpegang pada ajaran Islam dan norma.

Kita tidak hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain, menyenangkan mereka, atau apa pun itu.

Tugas kita adalah menjalani hidup dengan menjadi diri sendiri.

Karena jika bukan kita yang melakukannya, siapa lagi? Siapa yang akan menjalani hidup kita kalau bukan kita sendiri yang menjalaninya?

Kita semua tidak sedang saling bertukar peran atau bersandiwara. Kita mengisi sesuatu yang memang sudah seharusnya berada di situ: diri kita sendiri.

Kita yang mengisinya, bukan orang lain.

Dan kalau melihat lebih jauh, memang kitalah yang akan menerima seluruh konsekuensi setiap pilihan kita di dalam hidup.


Pahami dan bedakan konteksnya dengan baik, agar bisa dikonsumsi sebagaimana mestinya.

Mengemis, membutuhkan pengakuan dari orang lain, untuk apa? Dan mau sampai kapan?

Kalau memang pengakuan dari orang lain itu sebegitu pentingnya untukmu, konsekuensinya, jika tidak ada pengakuan yang kamu terima, apa itu berarti kamu adalah orang yang payah/gagal?

Kamu rela merendahkan diri sendiri seperti itu?


Ikut campur mengurusi, “menasihati”, mengomentari, dll, tanpa diminta, bukanlah tindakan bijak.

Kamu tidak menjalani kehidupannya dan kamu bukan orang yang paling paham.

Diamlah sejenak sebelum berbicara atau alternatifnya, tawarkanlah bantuan terlebih dahulu. Bukan langsung berusaha “membantunya”.


Tugas kita adalah bekerja dan berusaha menjadi pribadi sebaik mungkin.

Meremehkan dan merendahkan diri sendiri itu bukan tugas kita, itu tugas orang lain. Jadi, abaikan saja. Fokus saja ke tugasmu.


Kamu bisa mendapatkan buku ini di sini ⬇️


Suka tulisan saya? Kemungkinan besar, kamu akan dengan senang hati mentraktir saya kopi 😁

#JalankeManaAja kaosnya 📲 ABUMUDA

Review wisata Indonesia paling lengkap 📲 NATFLO

Buat bekalmu #merintishidup 📲 Aset Hidup

Kebutuhan bisnismu 📲 Jasa Freelance

Beli:

📲 Merchandise Custom

📲 Souvenir Lengkap

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai